Rabu, 08 April 2020

Cari Tau, Yuk!


Nilai-Nilai Budaya yang Dianut Masyarakat Indonesia

Sejak zaman kita duduk di bangku sekolah, definisi budaya selalu dibahas dalam pertemuan awal pada mata pelajaran Seni Budaya. Lamanya saya belajar tentang budaya, saya mendapatkan pemahaman mengenai definisi dari budaya. Budaya dapat diartikan sebagai suatu kebiasaan yang memiliki nilai atau norma yang dianut oleh  masyarakat dan dilakukan secara turun temurun dari generasi ke genarasi. Budaya mempengaruhi sikap, perilaku, kepercayaan,dan kebiasaan dalam masyarakat.
Budaya mempunyai unsur di dalamnya, salah satunya terdapat nilai (value) yang merupakan unsur terpenting di dalam budaya. Menurut Prof. Dr. Ir Ujang Sumarwan dalam bukunya Perilaku konsumen (229) menjelaskan, Nilai dalam budaya diartikan sebagai segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat. Nilai mengarahkan seseorang untuk berprilaku yang sesuai dengan budayanya. Nilai biasanya berlangsung lama dan sulit berubah. Nilai akan mempengaruhi sikap sesorang yang kemudian sikap tersebut akan mempengauhi perilaku seseorang. Nilai dari suatu budaya akan berbeda dengan budaya lainnya, Baik dalam skala yang kecil (budaya disetiap daerah), ataupun dalam skala yang besar (budaya disetiap negara) berbeda.
Di Indonesia sendiri memiliki beranekaragam budaya,dari sabang sampai merauke memiliki budayanya sendiri. Secara umum, ada beberapa budaya yang memiliki nilai yang cukup tinggi di Indonesia. Nilai tersebut yang melekat pada kebanyakan daerah yang dianut oleh masyarakatnya, yang sulit untuk diubah dan berlangsung sangat lama.  Inilah beberapa contoh budaya yang memiliki nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia.
1.      Laki-laki adalah kunci keputusan



Tentunya, masyarakat Inonesia meyakini laki-laki merupakan kepala rumah tangga. Nilai yang dianut pada pernyataan ini adalah, bahwa di dalam keluarga, laki-laki terutama ayah merupakan kunci dari keputusan. Hal ini masih kita jumpai dalam beberapa keluarga yang menomorsatukan ayah sebagai hasil keputusan dari permasalahan. Bukan hanya itu, laki-laki dianggap sebagai awalan dari suatu tindakan di dalam keluarga. Misalnya, ketika keluarga ingin makan bersama, maka permulaan dari makan tersebut adalah apabila ayah atau laki-laki di dalam keluarga tersebut sudah hadir/sudah mengambil makan terlebih dahulu. Ini masih dijumpai dibanyak keluarga terutama di daerah perkampungan yang masih kental dengan adat.
2.      Menghormati orang tua dan orang yang lebih tua


Kawasan Asia merupakan kawasan dari banyak negara yang menganut keyakinan bahwa  menghormati orang tua merupakan hal yang sangat penting. Ini diartikan sebagai kesopanan kita (yang muda) terhadap orang yang lebih tua. Dan sebaliknya, apabila kita tidak menghormati orang tua atau orang yang lebih tua, maka dianggap tidak sopan dan tidak memiliki etika. Di Indonesia, budaya ini memiliki nilai yang sangat tinggi. Budaya menghormati orang yang lebih tua sudah tertanam sejam dahulu dan terus berjalan hingga sekarang. Terbukti dengan penggunaan istilah atau sikap yang sering kita gunakan apabila bertemu dengan orang tua, seperti punten, permisi, sapaan dengan penggunaan kata awalan Bu/Pak, menundukan kepala, salim, dan masih banyak lagi penggunaan kata atau sikap yang menunjukan kesopanan kita terhadap orang lebih tua.
3.      Perempuan masih dianggap tabu oleh sebagain masyarakat.




Di Indonesia, perempuan masih menduduki kelas bawah. Ini terlihat pada sebagian masyarakat yang melihat peranan gender. Adanya perbedaan terhadap laki-laki dan perempuan untuk bekerja, adanya pemikiran bahwa kesalahan yang terjadi pada perempuan merupakan aib sebuah keluarga. seperti hamil di luar nikah, menjadi pelacur dan sebagainya. Kurangnya kebebasan untuk berpendapat dalam memilih atau memiliki sesuatu, seperti adanya perjodohan dan pernikahan dini untuk perempuan yang masih dilakukan di beberapa  daerah.
4.      Penggunaan istilah pamali.


Istilah pamali sudah tidak asing lagi di banyak telinga masyarakat Indonesia. Seringkali istilah pamali disangkutpautkan dengan hukuman yang berlaku di masyarakat tersebut. Hal-hal yang dipamalikan ini yang sering kita dengar dari orang tua kita. Dan setiap daerah memiliki jenis pamalinya berbeda. Pamali ini bisa menjadikan kesialan kepada sesuatu yang dilihat, didengar, diketahui atau yang dilakukan. Pamali bisa dikatakan pantangan untuk kita, secara tidak langsung untuk menghindari sesuatu yang akan terjadi atau bisa dikatakan mempunyai makna saat kita melakukannya. Seperti pamali yang banyak kita ketahu apabila sesorang duduk di pintu, maka jodonya akan jauh. Ini bermakna bahwa jangan duduk di pintu, karena akan menghalangi jalan. Atau contoh pamali yang lain, seperti pamali apabila sesorang duduk di atas meja, nanti bisa banyak utang. Ini dimaksudkan untuk jangan duduk di atas meja, karen tidak sopan. Dan masih banyak pamali lainnya, yang suadh menjadi budaya di dalam masyarakat Indonesia.

Itulah sedikit dari banyaknya nilai-nilai dalam budaya yang masih dianut di masyarakat Indonesia. Baik buruknya budaya yang dianut memiliki sejarahnya, normanya, dan maknanya tersendiri. Tentunya, nilai ini bisa berubah dalam perkembangannya. Tetapi dibutuhkan waktu dan adaptasai yang lama dalam perubahannya.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fakta Mengejutkan tentang Patrick Star

Apakah kalian pencinta kartun SpongeBob? Tentu kalian sudah bisa membayangkan jika kartun spongebob bukan hanya tentang si kuning, tapi juga...