Nusantara Telah Disebutkan di Dalam Al Quran?
Hal yang
tidak terduga dari Nusantara adalah disebutkannya Nusantara di dalam Al Quran. Tidak
banyak yang mengetahui bahwa Al Quran juga menyerap bahasa Nusantara lama,
yakni Kapur. Penyair, Jamal D. Rahman, mengatakan bahwa kapur adalah salah satu
kata yang direkam dalam Alquran (QS 76:5):
“Dan orang-orang yang taat akan minum, dari
gelas, sejenis minuman yang campurannya adalah kapur [barus] (QS
76: 5).
Tentu,
ada nilai tersendiri dan rekam jejak kultural yang baik sehingga diabadikan
dalam Al Quran. Pembahasan mengenai Nusantara tertulis melewati kata kapur
(barus) yang kemudian kita kenal sebagai sebutan kamper yang saat ini dikenal
untuk digunakan sebagai pewangi ruangan.
Al-Qur’an menggunakan kata kâfûr, yang secara
harfiah berarti kapur barus. Dalam bahasa kita yang lebih populer sekarang
berarti kamper. Apa enaknya minuman bercampur kamper? Salah satu jawabnya, kata
Fakhrurrozi dalam kitab tafsirnya, kâfûr adalah nama
mata air di surga, yang airnya seputih, sewangi, dan sedingin kapur barus, tapi
tidak rasa apalagi bahayanya. Kemungkinan tafsir yang lain, lanjut Fakhrurrozi,
adalah bahwa mungkin saja Allah SWT menciptakan kapur barus di surga namun
rasanya lezat, dan Allah menghilangkan semua bahayanya.
Dan ternyata
kata kapur barus atau yang lebih kita kenal dengan nama kamper ini ternyata berasal
dari sebuah daerah Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Kapur
barus berasal dari cairan yang dikeringkan hasil ekstraksi pohon kamper (Cinnamomum
camphora). Di Sumatera selain disebut barus, dikenal juga dengan nama
haburuan atau kaberun.
Barus diakui pernah menjadi komoditas termasyhur di seluruh dunia sebagai bandar dagang yang mengekspor hasil
kapur barus yang sangat diminati pasar dunia. Letaknya yang berada di tepi
pantai barat Sumatera bagian utara ini, membuat wilayah Barus banyak dikunjungi
saudagar-saudagar dari luar nusantara.
Keterangan paling tua mengenai Barus berasal dari abad ke-2 Masehi,
berdasar pada kitab ilmu bumi karangan Ptolomeus yang berjudul Geographike
Hyphegesis (tahun 160 Masehi) yang menyebutkan bahwa jauh sebelum bangsa
Eropa, pedagang-pedagang China, India, dan Arab telah memiliki hubungan
dagang dengan pelabuhan Barus. Wilayah Barus disebutnya memiliki kedudukan yang
penting sebagai bandar internasional yang memperdagangkan barus dan kemenyan
yang juga digunakan sebagai obat-obatan dan wewangian dengan cara penyulingan. Kedua jenis komoditi ini
nilainya sangat tinggi pada zaman purba dan hanya dapat ditemui di pelabuhan
Barus. Tidak hanya itu, penggunaan kapur barus yang membuat terkenal adalah
digunakannya untuk bahan utama pengawetan mumi-mumi pada zaman Mesir Kuno.
Sumber :
KumparanNews, 2017, https://kumparan.com/kumparannews/kapur-barus-pengawet-mumi-firaun-asal-indonesia
diakses pada hari Minggu, 12 April 2020, pukul 20.45 WIB
Jamal, D. Rahman, 2013,
https://jamaldrahman.wordpress.com/2013/02/14/al-quran-kapur-barus-hamzah-fansuri/
diakses pada hari Minggu, 12 April 2020, Pukul 21.05 WIB


Tidak ada komentar:
Posting Komentar